Apa yang sudah kita miliki adalah yang terbaik untuk kita.
Hmmm, awalnya jujur aku sangat setuju dengan kalimat diatas, memang kita harus bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki, dan itu baik, itu dianjurkan. Tidak ada yang salah dengan itu.
Namun baru-baru ini aku baru sadar, bahwa ada yang salah dengan kalimat diatas, ada arti lain yang tidak baik dan ada arti lain yang mengganjal dihati dan pikiranku. Bagiku, kalimat diatas berarti kalau kita tidak usah lah mengejar yang lebih baik, mengejar yang lebih pantas ataupun yang lebih menjanjikan di masa depannya. Kita mendapat nilai B di Ujian, benarkah itu yang terbaik untuk kita? Aku yakin itu bukanlah perasaan yang pertama kali muncul di hati kita, hehehe. Kalau baru putus dari pacar, hmm, bisa si disebutkan kalau itu yag terbaik untuk si jomru (jomblo baru) namun, untuk masalah perasaan, mungkin
ga masuk dalam pembahasan kali ini deh, hehehe.
ga masuk dalam pembahasan kali ini deh, hehehe.
Apa si yang sebenarnya terbaik untuk kita? Apa kita tau? Tidaak, itu adalah takdir dan rezeki dari Sang Maha Kuasa, namun apakah kita harus pasrah untuk, “sudahlah, yang aku dapatkan sekarang adalah yang terbaik buatku” , apa cukup sampai disitu, apa setelah itu sudah, kita tidak bisa maju lagi? Tidak bisa mendapatkan yang lebih baik lagi?
Bagiku, memang dilemma jika memandangnya dari segi kepuasan, atau dari segi cara bersyukur. Kita memang harus selalu bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki, kita juga harus iklas dengan apa yang sudah diberikan oleh Tuhan, baik itu baik, ataupun buruk. Namun disini masalahnya adalah, apa iya dengan bersyukur itu adalah sebagai batas akhir atau penghalang kita berusaha? Apa setelah berusaha keras, sekeras-kerasnya, semaksimal mungkin, dan mendapat hasil yang kurang maksimal, kemudian bersyukur, dan usaha kita selelsai sampai disitu? Nonono, tidak seperti itu kawan.
Kata-kata tersebut adalah kata-kata penyemangat bagi yang gagal. Namun jika dipakai untuk diri sendiri, bagiku itu adalah kata-kata pembunuh, kata-kata pengakhir, dan teks TAMAT dalam sinetron tutur tinular, melegakan, namun mematikan. Seolah usaha kita tersenti sampai disini, dengan hasil yang, yang sebenernya kita masih mau mendapatlan lebih dari itu, hmmm.
Emmmm, mari kita renungkan bersama, jika tidak sependapat, itu adalah jalan pikiran temen-temen, ika sependapat, berarti kita satu spesies, hehehehe, hanya satu yang ingin aku peringatkan, jangan terapkan ini dalam kehidupan asmara anda, :D ga baik, wkwkwkwk.
Percayalah, apapun hasil yang anda dapat, memang seharusnya anda mendapatkan itu, namun anda masih bisa mendapatkan yang lebih baik :D
0 comments:
Post a Comment