Waduuuuuuh,
kali ini gue mau mengankat masalah yang dewasa banget, hahahaha,
tentang ke PERAWANAN
di
JOGJA. jeng jeng jeeeeeeeeeeeng... #mencekam
Kita
semua tahu apa yang pertama kali diperhitungkan oleh para Ibu ketika
akan mengijinkan putrinya tercinta melanjutkan sekolah di kota Jogja,
kota para pelajar, yups, soal keamanan mereka dalam menjaga
Keperawanan mereka. hmmmmm, seberapa pentng si keperawanan bagi
seorang wanita? gue si ga tau, karena gue cowo dan gue udah sembuh,
huehehehehehe.
Bagi
kalangan cowo, emmmm, cowo akim seperti gue aja deh ya, keperawanan
itu bagaikan sebuah tjuan utama, yups, laki-lak man si yang ga mau
mempunyai istri perawan dan memerawaninya pada saat malam pertama?
laki-laki mana yang mau dapet "bekas" orang lain? kalo lo
mau, please jangan lanjutkan membaca, huehehehehe.
Bagi
gue sendiri, menjaga keperawanan itu bagaikan menjaga 10 anak bayi
yang hiperaktive dan berada di daerah perang palestina, susah
meeeeen, cewe itu seneng liat cowonya seneng, dan akan selalu seneng
kalo cowok nya seneng, kalo dalam bahasa gue tu cewe itu “geleman”
atau dalam bahasa Bumi nya mau-mau aja, asal si pacar bahagia,
iuuuuuuh, tau sendirikan cowo itu memikirkan sex setiap 6 detik,
wooow jangn terkejut, sudah banyak kok data tentang ini, huehehehehe,
dasar ya cowo!!! (gue cowok)
Di
kota Yogyakarta sendiri, di tempat dimana gue sendiri sekarang
mengadu nasib, ya sepertinya belum begitu menemui hal-hal tentang
masalah sex bebas. Jujur gue pengan banget main ke pasar paling harum
di joga, melihat bagaimana parahnya lokalisasi disana, namun gue
sadar men, iman gue kayak asbes, terlihat kuat, kalo di grepe patah
juga, huehehehehehe.
Di
jogja sendiri ga gue pungkiri banyak cewe-cewe cantiknya men, dan
bahkan mereka perfect, udah cantik, seksi, berdada besar, kaya, mudah
gaul, sayang mereka bodoh dan sudah tidak perawan, okay gue cabut
kata perfect nya. Huehehehehe.
Sebenernya
sejak kapan si sex bebas itu ada? Emmmmm menurut gue si sejak belum
ada pernikahan dan sejak para remaja menganggap pernikahan itu beban,
yups, kita bayangin sekarang tentang pernikahan diuia muda, mau loe
masih kuliah udah nggendok-nggendong si dedek? Mau lo ga tidur
semalaman dan ga bisa main PES ama temen-temen gara-gara si dedek
lagi mencret? Mau di kasih makan apa anak lo? Makan aja masih nodong
ortu. Okay mulai merenung.
Jogja,
kenapa harus jogja yang di cap dengan pergaulan bebasnya? Kenapa ga
jakarta kota metropolitan atau bandung dengan cewe-cewe manisnya.
Jujur sebenernya di semua kota ama aja men, yups, pengaruh budaya
barat, dan pengaruh rasa nikmat itu sendiri men yang loe-loe ga bisa
jaga, hmmmmm. Atau gara-gara artis idola loe?
ini jaman dulu banget si? dah basi wooooi!!!!!! |
Kenapa
keperawanan harus dilepas saat remaja? Gue sendiri masih ga ngerti
men, jujur bagi gue menghunuskan si “dedek” gue ke cewek itu
bagaikan menghunuskan pedang berkarat ke ulu hati orang tua gue men,
sakiiiiiiit!!!!! Gue sendiri ga tau dengan pemikiran para
pendahulu-pendahulu remaja di jogja ini sehingga mereka tega
melepasnya gitu aja, apa alasan kalian? Enak? Enaknya cuma beberapa
detik meeeen, ga cowo? Loe bukannya jadi cowok tapi jadi bapak!!
huahahahaha.
“80%
remaja putri di Ponorogo pernah melakukan hubungan seks pranikah.
Sedangkan pada remaja pria, data angka persentasenya sedikit lebih
besar lagi.
Demikian
data dari hasil survei secara acak selama kurun waktu enam bulan
terakhir, yang disampaikan oleh Ketua KPPA (Kantor Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak) kabupaten Ponorogo, pada hari Jumat
tanggal 17 Desember 2010.”
ARE
YOU LOOK THAT????????????
80
persen broooo, 8 dari 10, 80 dari 100, OMG......
“Namun
data angka persentase di Ponorogo itu masih dibawahnya data angka
persentase di kalangan para mahasiswi kota Yogyakarta yang mencapai
97,05%, sebagaimana yang pernah dirilis oleh LSCK PUSBIH (Lembaga
Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis dan
Humaniora) pada tahun 2002 yang lalu.
LSCK
PUSBIH menemukan fakta dari 1.660 orang responden yang tersebar di 16
perguruan tinggi di kota Yogyakarta, 97,05% dari responden itu
mengaku kehilangan keperawanannya dalam periodisasi waktu kuliahnya.
Lalu,
dari 1.660 responden itu 73% dari mereka itu mengaku melakukan
aktivitas seks pra nikahnya tersebut dengan menggunakan metode coitus
interupt.
Sedangkan selebihnya yang 27% mengaku melakukannya dengan menggunakan
alat kontrasepsi.
Perihal
tempat melakukan aktivitas seksnya tersebut, 63% mengaku melakukannya
di tempat kos teman pria partner seksnya. 14% di tempat kosnya
sendiri, 21% mengaku di losmen atau hotel kelas melati. 2% di
tempat-tempat wisata.”
TEMPAT WISATA? ARE YOU
SERIUOS??????????
Ga kebayang gue men kalo
mergoki sejoli lagi ohok-ohok di atas monjali, atau di pintu masuk
taman pintar, ya mereka melakukan hal yang tidak pintar di taman
pintar, hmmmmmmm.
Okay
masuk kesimpulan bro, seperti yang diwejangkan oleh ibu-ibu jaman
dahulu
“Le,
gedang Kepok kuwi arep sansoyo keroso sepet-e yen deweke kuwi wis tau
ngrasak-ake gedang Ambon.”
Ya
atau dalam bahasa bumi nya, bahwa sanya pisang itu lebih enak dimakan
jika sudah direbus dan dikasih keju diatasnya, #Eeeh
Untuk
para pria, jangan jadi tipe pria bangsat bro, pria bangsat pasti akan
dapet tante-tante, bukan cewek lagi, mau lo jadi berondong? Mending
kalo si tante kaya, kalo kaya mbok atik??? mau lo hah?
Untuk
para cewek, seorang makhluk yang sangat rapuh dan freak di daratan
bumi ini, jangan lah engkau berfikir kalau apa yang disukai oleh sang
kekasih, anda pasti suka, dan si cowo akan selalu setia ada
disampinglo setelah mengambil kehormatan loe sist, inget ada fakta,
dia hanya bakal setia kalo loe hamil, kalo ga? Belilah tisu dan
kumpulkan teman curhat sebanyak-banyaknya!! kalo loe mau dapet cowok
hebat dan sukses, jadilah seorang cewek Perawan!! setidaknya sampai
di ranjang malam pertama yang syah, sakinah mawadah dan warohmah,
amiiiiieeen. ^_^
Okaaaay
mungkin cukup sekian dulu catatan indahnya kehidupan kita, tunggu
catatan-catatan lain di chapter berikutnya, Seeyuuuuu ^_^
0 comments:
Post a Comment